Banner
Sakit di Hari Pertama Puasa
Muhammad Irhamna | Saturday, August 6, 2011 | Label: CerPen, FIKSI, Rama Story, Ramadhan
Panas mencekam di sini, baru saja hari pertama puasa, namun semangat Rama untuk menjalani puasa di hari pertama tetap membara dan seakan tidak mau kalah dengan sang mentari yang begitu menyengat, ia juga lebih panas dari siapapun.
Ya, hari pertama puasa ia mengalami demam, panasnya dari malam tadi belum turun juga, tapi ia tetap menjalani puasanya di hari pertama. Padahal ayah dan ibunya sudah mengingatkannya untuk tidak puasa dulu di hari pertama ini, namun Rama tetap saja bersikeras untuk tetap berpuasa.
Subuh tadi, saat sahur, Rama hanya memakan beberapa suap nasi saja, tak sedikitpun lauk pauk disentuhnya. Rasa pahit dari obatpun tidak terasa olehnya, hanya ada kata-kata mengeluh dan sakit yang terus saja diutarakannya saat sahur pertamanya.
Sekarang ia hanya terbaring lemah, sedang beristirahat di kamarnya, tapi ia ingin tidur, tapi tak bisa tidur, ia ingin bangun dan beraktifitas demi menghilangkan rasa sakitnya, tapi juga tidak bisa. Sang ibu pun menemani Rama, menusap-usap ubun-ubun Rama dan menenangkan rasa sakitnya.
Rama sebenarnya sudah merasakan tak enak badan semenjak 2 hari lalu sebelum hari pertama puasa, namun ia diam saja, karena ia juga sudah tahu rasa sakit ini karena terlalu lelah menghadapi kegiatan-kegiatan yang begitu padat di kampus, komunitas bahkan kerjanya yang sampai terbengkalai.
Waktu sudah hampir menunjukkan jam 2 lewat, Rama sudah tenang dan sudah tertidur saat itu, Hanya terdengar igauannya, mungkin ia sedang bermimpi buruk, maklum saja, kadang-kadang gejala demam seperti ini biasanya membuat kondisi bawah sadar kita memburuk dan bermimpi buruk dan dialami oleh Rama saat ini. Tapi beberapa saat, ia tenang kembali dan tertidur pulas. Ibunya yang sedari tadi menunggu Rama, beranjak meninggalkan Rama sendiri dan membiarkannya tertidur beristirahat.
Petang menjelang, nampaknya Rama sudah meninggalkan waktu sholat asharnya. Saat sholat subuh dan dhuhur pun ditinggalkannya, sakit dan sakit katanya, apa boleh buat, orang sakit, tapi seharusnya dalam kondisi apapun harus berusaha untuk beribadah, namun Rama tetap saja menolak perintah orang tuanya untuk sholat saat sakitnya mendera.
Kondisi Rama pun mulai membaik menjelang berbuka puasa, mungkin ini berkah dari puasa yang dilakukannya di hari pertama puasa kali ini. Rasa sakit yang mendera mulai hilang, namun wajahnya masih saja pucat pasi dan tidak cerah seperti wajah Rama biasanya.
Akhirnya adzan magrib berkumandang, Rama yang sedari tadi sudah bangun dan ikut berkumpul di ruang tengah dengan kondisi tiduran, berbuka puasa juga dengan ayah, ibu, kakak dan juga bibinya yang kali ini berkumpul di Rumahnya di bulan puasa kali ini.
Alhamdulillah, Rama pun mengambil kurma dan memakannya dengan lahap dan memakan beberapa hidangan berbuka dengan lahapnya dan minum dengan rasa haus yang sudah terasa di tenggorokannya. Rasa syukur diucapkannya, karena dengan kondisi seperti ini, ia masih bisa merasakan nikmat berpuasa, nikmat berbuka dengan keluarganya dan Alhamdulillah masih dipertemukan dengn Bulan yang baik, Bulan penuh berkah, Bulan penuh ampunan dan segala baiknya bulan, Bulan Ramadhan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 komentar:
Di bulan ramadhan ini jgn terlalu memaksakan diri beraktifitas terlalu ekstra, sesuaikan kondisi tubuh aja
Post a Comment