Banner

Pukul 2 subuh, tiba-tiba ponsel Rama berbunyi. Bukan sebuah telpon tapi sebuah pesan singkat yang masuk ke ponselnya. Rama yang baru saja tidur 5 menit yang lalu, dengan malasnya ia membuka mata yang masih mengantuk. Rama baru saja tertidur setelah selesai mengerjakan pesanan orang untuk membuat website. Tapi dengan adanya pesan singkat yang masuk, Rama dengan terpaksa mengambil ponselnya itu. Tapi, setelah mencari-cari, Rama tidak menemukannya dan terpaksa ia bangun dan menghidupkan lampu kamarnya. Akhirnya ia menemukan juga ponselnya. Bukan di samping bantalnya, tempat biasa ia meletakkan ponselnya jika akan tidur, melainkan di meja belajarnya. Ia sendiri kadang lalai dan lupa dengan meletakkan barang-barang miliknya. Bahkan pernah lupa dengan dompetnya, ia sendiri berprasangka dompetnya diambil orang, ternyata tersimpan dalam tasnya.
“Geun!!” sorak Rama dari jauh dengan berlari kencang ke arah Geun.
Wajah rama yang nampak ngos-ngosan terlihat aneh saja dan Geun pun hanya tertawa melihatnya.

“Ada apa Ram?” Tanya Geun dengan coolnya.
“Ge!! Ane pulang sama ente ya”, seru Rama.
“Gampang sobat, tenang aja gue anterrin lo sampai ke pasar! Hhaa.. enggak, pasti ke rumah lo lah”, Canda Geun.

Ya, kedua anak ini aku pikir sudah bersahabat sudah lama sekali, ternyata mereka baru saja kenal sekitar 5 bulan yang lalu dan begitulah si Geun yang mudah akrab dengan orang. Sedangkan Rama sulit sekali untuk bergaul. Malam itu sepulang kuliah, si Rama tidak membawa motornya dan menumpang dengan Geun. Walaupun bukan 1 jurusan, Geun senang hati memberikan tumpangan pada Rama.
Assalamualaikum Wr. Wb.
Mmm... setelah postingan kemarin lumayan banyak diperbincangkan oleh teman-teman kuliah dan juga beberapa teman lainnya. Banyak banget hal yang tadinya tidak terungkap jadi terungkap. Banyak kisah bodoh (memang bodoh dan gila) yang jadi diperbincangkan, mulai di facebook, twitter, ym hingga tadi nih mau ke jakarta di tayangkan (maunya dibuat film ajalah). Hhaa...
Assalamualaikum....
3 pekan berlalu dan aku merasakan semuanya masih saja sama seperti hari dimulainya semua ini. Semenjak hari itu kumerasakan semangat untuk beraktifitas, tanpanya ku takkan bisa kerja keras untuk semua ini. Tanpanya pula mungkin hariku tidak bisa seperti hari-hari saatku masih SMA.
Tapi, kadang-kadang terpikir pula untuk suatu saat nanti yang mungkin dan tentunya takkan seperti sekarang ini. Pertanyaanku adalah “Apakah nanti aku bisa menjalani ini lagi, sama seperti dulu sebelum 3 pekan itu hadir?”