Banner
Wajah rama yang nampak ngos-ngosan terlihat aneh saja dan Geun pun hanya tertawa melihatnya.
“Ada apa Ram?” Tanya Geun dengan coolnya.
“Ge!! Ane pulang sama ente ya”, seru Rama.
“Gampang sobat, tenang aja gue anterrin lo sampai ke pasar! Hhaa.. enggak, pasti ke rumah lo lah”, Canda Geun.
“Ada apa Ram?” Tanya Geun dengan coolnya.
“Ge!! Ane pulang sama ente ya”, seru Rama.
“Gampang sobat, tenang aja gue anterrin lo sampai ke pasar! Hhaa.. enggak, pasti ke rumah lo lah”, Canda Geun.
Ya, kedua anak ini aku pikir sudah bersahabat sudah lama sekali, ternyata mereka baru saja kenal sekitar 5 bulan yang lalu dan begitulah si Geun yang mudah akrab dengan orang. Sedangkan Rama sulit sekali untuk bergaul. Malam itu sepulang kuliah, si Rama tidak membawa motornya dan menumpang dengan Geun. Walaupun bukan 1 jurusan, Geun senang hati memberikan tumpangan pada Rama.
Dalam perjalanan....
“Ram!! Lo udah ngerjain tugas dari Pak Rian?”, tanya Geun.
“Yang mana nih, buat makalah ya?” jawab geun.
“Iya, lo udah belum, gue belum ada kelompok nih!!” Agak teriak.
“Belum Ge, ane juga belum ada kelompok, gimana kalau ente 1 kelompok aja sama ane?” Seru Rama bersemangat.
“Siap, ntar lo bilang aja kapan kita ngerjain tugasnya. Oke!!” bicara Geun sambil berbelok ke arah sebuah Blok yang tentunya itu adalah Blok dari Komplek rumah Rama.
“Yang mana nih, buat makalah ya?” jawab geun.
“Iya, lo udah belum, gue belum ada kelompok nih!!” Agak teriak.
“Belum Ge, ane juga belum ada kelompok, gimana kalau ente 1 kelompok aja sama ane?” Seru Rama bersemangat.
“Siap, ntar lo bilang aja kapan kita ngerjain tugasnya. Oke!!” bicara Geun sambil berbelok ke arah sebuah Blok yang tentunya itu adalah Blok dari Komplek rumah Rama.
“Stoooppp!!” Seru Rama. Tiba-tiba saja Geun menghentikan motornya dan hampir saja remman yang mendadak membuat Rama yang dibelakang menabrak helm yang dipakai Geun.
“Eit’s, kelewatan ya ram? Sorry ya.” Sembari tertawa kecil.
“Eit’s, kelewatan ya ram? Sorry ya.” Sembari tertawa kecil.
“Ah, enggak apa kok, ane dah biasa kayak gini, kan udah sering ente lupa sama rumah ane” sambil turun dari motor Geun.
“Iya-iya, habisnya rumahmu kalau malam suka gelap gulita” Jawab Geun.
“Iya-iya, habisnya rumahmu kalau malam suka gelap gulita” Jawab Geun.
Entah kenapa rumah Rama sering gelap, mungkin saja orang rumahnya lupa menghidupkan lampu teras rumahnya lagi. Rama saja hampir tidak melihat rumahnya dan sebelum Geun pamit, segera ia masuk ke rumah menghidupkan lampu teras rumahnya.
“Nah, terang juga rumahmu ram!!” dengan muka sumringah.
“Sip, baru aja ane hidupin lampunya. Kayaknya orang rumah ane lupa nih hidupin lampu lagi. Oh y, makasih atas tumpangannya!” Sambil tersenyum lebar ala Rama.
“Ya, sama-sama ram, gue pulang dulu ya. Oh ya, kabari ya kapan kita ngerjain tugasnya.” Kata Geun.
“Siap juragan!! Nanti ane kabari lagi. Selamat berjumpa besok. Hahaha...” Tawa Rama.
“Oke, Ram, Assalamualaikum” pamit Geun.
“Siap juragan!! Nanti ane kabari lagi. Selamat berjumpa besok. Hahaha...” Tawa Rama.
“Oke, Ram, Assalamualaikum” pamit Geun.
“Waalaikumsalam...”, jawab Rama.
Akhirnya suasana kembali riuh dengan suara motor Geun dan berlalu hingga senyap. Rama pun masuk ke rumah dan menutup rapat pintu.
Akhirnya suasana kembali riuh dengan suara motor Geun dan berlalu hingga senyap. Rama pun masuk ke rumah dan menutup rapat pintu.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment