Banner
Desain Dadakan yang Gagal
Muhammad Irhamna | Friday, May 20, 2011 | Label: CerPen, FIKSI, Geun dan Rama, Rama Story
Pukul 2 subuh, tiba-tiba ponsel Rama berbunyi. Bukan sebuah telpon tapi sebuah pesan singkat yang masuk ke ponselnya. Rama yang baru saja tidur 5 menit yang lalu, dengan malasnya ia membuka mata yang masih mengantuk. Rama baru saja tertidur setelah selesai mengerjakan pesanan orang untuk membuat website. Tapi dengan adanya pesan singkat yang masuk, Rama dengan terpaksa mengambil ponselnya itu. Tapi, setelah mencari-cari, Rama tidak menemukannya dan terpaksa ia bangun dan menghidupkan lampu kamarnya. Akhirnya ia menemukan juga ponselnya. Bukan di samping bantalnya, tempat biasa ia meletakkan ponselnya jika akan tidur, melainkan di meja belajarnya. Ia sendiri kadang lalai dan lupa dengan meletakkan barang-barang miliknya. Bahkan pernah lupa dengan dompetnya, ia sendiri berprasangka dompetnya diambil orang, ternyata tersimpan dalam tasnya.
Setelah menemukan ponselnya, Rama kembali ke tempat tidurnya. Sambil berbaring, ia membaca pesan singkat yang masuk. Pesan singkat tersebut berasal dari seorang guru SMA-nya.
“Assalamualaikum... Rama tolong buatkan desain backdrop untuk acara sekolah yang akan dipakai hari Sabtu nanti, bahan yang dibutuhkan untuk desain sudah dikirim ke email, Ibu tunggu hasilnya besok ya.” begitu isi pesannya.
Rama sontak kaget dengan pesan tersebut. Bayangkan, tengah malam seperti ini baru memberi tahu, sedangkan di pesan singkat yang ia baca, besok desain mesti sudah selesai. Rama pun sudah terbiasa dan wajar dengan desain yang dadakan seperti ini, sudah beberapa kali gurunya mengirim pesan membuat desain tengah malam begini. Nah, karena Rama mengantuk dan masih antara sadar dengan enggak, akhirnya Rama tertidur pulas kembali dengan tangannya yang masih memegang ponselnya.
Keesokan harinya selepas sholat subuh, Rama berencana membuka email dan melihat bahan-bahan untuk desainnya. Tapi, siapa sangka ternyata subuh itu Kakaknya sudah berkutat dengan netbook dan tentunya koneksi untuk berinternet. Ya, dengan terpaksa pula Rama mengurungkan niatnya dan untuk sementara ia hanya membalas pesan singkat dari gurunya tadi malam.
“Waalaikumsalam... Maaf baru balas pesannya. Insya Allah Rama selesaikan segera mungkin nanti sepulang kuliah, paling lama ya sore jadinya.” balas Rama ke gurunya.
Ding Ding!! Tanda pesan terkirim masuk. Rama berharap untuk hari ini bisa menyelesaikan desain secepatnya, karena ia sendiri lumayan sibuk juga dengan tugas makalah kuliahnya.
Oh ya, Rama memang kadang-kadang dimintai gurunya untuk membuat desain untuk kegiatan-kegiatan di SMA-nya dulu, ia cukup dipercaya melakukan itu. Semenjak lulus dari SMA-nya pun, masih saja ia dimintai untuk membuat desain. Ia pun melakukan dengan sukarela dan tentunya ia bertujuan adalah mengasah kemampuannya dalam membuat suatu karya desain dan meminta tanggapan teman-temannya atas desain yang telah ia ciptakan.
Waktu sudah menunjukan pukul 6 lewat 10 menit, Rama dengan segera bersiap-siap pergi kuliah pagi ini dan sangat berharap untuk bisa datang awal karena ia ingin mencoba koneksi di kampusnya untuk membuka emailnya. Hampir 30 menit Rama bersiap, mulai dari mandi, berpakaian hingga sarapan akhirnya ia berangkat juga ke kampus dan pastinya tidak lupa untuk pamitan dengan Ayah dan Ibunya.
Pukul 7 lewat 12 menit, kampus masih terlihat sepi. Ini kesempatan yang bagus untuknya berinternet ria. Setelah menaiki anak tangga hingga sampai di lantai 3, bergegas Rama menuju kelasnya yang berada paling ujung.
“Sepi...” gumam Rama.
Masuk ke kelas, Rama melihat seseorang yang tampaknya tengah tertidur pulas.
“Eit, ada Geun ternyata. Awal bener ni orang datang ya.” pelan Rama berbicara.
Tanpa memperdulikan temannya yang tertidur itu, Rama pelan-pelan menuju kursi yang biasa ia duduk dan mengeluarkan laptopnya. Sambil menunggu loading laptopnya yang mulai lambat karena kebanyakan data dan mungkin saja terkena virus, Rama memperhatikan Geun yang tertidur dan Ia hanya cengegesan saja dan tertawa kecil.
“Huh, ternyata wifinya belum nyala.” kesal Rama.
Rama merasa sia-sia saja ia datang awal hari itu, koneksi di kampusnya belum menyala dan putus asa sudah harapannya dan mesti membuka email nantinya pulang kuliah.
“Hoooaaammm” Menguap Geun dan mulai sadar dari tidurnya.
Sambil meregangkan badannya, Geun melihat seseorang di depannya.
“Eehh... udah ada lo Ram!!” Kagetnya, sambil menepuk bahu Rama.
“Yoi, ane udah hampir 15 menit di sini. Maaf ane enggak bangunin ente, kasian kayaknya ente begadang lagi ya?” jawab Rama dengan tenang.
“Hehe... gue kan enggak ada minta lo bangunin gue Ram. Eh lo tumben datang awal Ram!” kata Geun.
“Tidak ada salahnya kan kalau ane datang awal, memangnya enggak boleh?” Gumam Rama.
“Padahal ente sendiri datang lebih awal dari ane, perasaan ente sering terlambat bahkan kalau ente kesiangan bangun, ente sampai-sampai enggak kuliah kan.” Lanjut Rama.
“Wah, tau aja lo Ram, ane sengaja datang awal, kan hari ini ada kuis”, Kata Geun yang langsung menuju ke samping tempat duduk Rama.
“Eh iya, benar banget. Kan ada kuis untuk mata kuliah pertama ini” Sahut Rama.
“Lagi buka apa lo di laptop?” tanya Geun.
Sambil utak-atik laptop, Rama pun berkata panjang lebar, “Ini ane lagi mau buat desain untuk acara SMA ane, cuma bahan-bahan seperti gambar logo yang mau ane ambil ada di email dan ternyata pas mau koneksi, wifi kampus kita belum nyala. Akhirnya malas juga nih mau merancang desainnya.”
“Oh, gitu ya. Wah, mata lo bengkak lagi sepertinya. Pasti begadang lagi sama seperti gue”, sahut Geun.
“Iya nih Geun, ane banyak kerjaan. Kalau udah mulai mengerjakan pesanan orang, mulai lupa sama waktu dan akhirnya begini jadinya” jawab Rama sambil mengucek-ngucek matanya.
“Ya, mestinya diaturlah waktunya Ram. Nanti malah sakit. Lihat tuh udah mulai pucat dah muka, putih banget dah!!” gurau geun.
Sahut Rama dengan agak marah “ Yaaaa!!! Muka ane sih memang begini. Putih seperti kertas, sirik ente!!.”
Suasana tidak lama kemudian mulai ramai, satu persatu teman kuliahnya datang dan seperti biasa, Banyak sekali percakapan yang terjadi pagi itu di kelasnya dan mulai ricuh hingga jam kuliah dimulai. Akhirnya pulang kuliah, Rama segera pulang demi deadline desainnya yang tidak banyak waktu lagi.
Pulang ke rumah, Rama merasa kepalanya mulai pusing dan merasa lunglai. Entah kenapa Rama langsung saja terbaring di kamarnya, mungkin karena 2 hari ini, Rama sibuk dengan sebuah proyeknya untuk membuat sebuah website pesanan orang dan akhirnya kondisinya drop di hari ini.
“Assalamualikum... Bu, Rama mungkin enggak bisa bantu buat desainnya. Sekarang lagi enggak enak badan. Jadi mau istirahat dulu.” pesan Rama kepada gurunya melalui ponselnya.
Rama berpikir untuk stop dulu dari semua kegiatan hari itu, Ia pun hanya bisa berbaring di kamarnya, menerawangi langit-langit kamarnya yang berwarna hijau. Beberapa janji yang telah dibuatnya sore itu bersama Geun dan juga teman-temannya juga ia batalkan, ia memberitahu bahwa ia tidak bisa datang dan untunglah Geun dkk memaklumi kondisi Rama, karena mereka sudah tahu Rama sering seperti ini.
“Ding, Ding!!” Bunyi pesan masuk ke ponsel Rama.
“Waalaikumsalam... Ooh, gitu ya. Ya sudah, tidak apa-apa. Ibu tidak terlalu memaksa kok. Semoga cepat sehat kembali ya nak!!” balasan pesan singkat dari guru SMA Rama.
“Alhamdulillah, terlepas sudah 1 tugas.” bicara Rama dalam hatinya.
Pada akhirnya Rama merasa lega untuk siang itu karena desain dadakan yang dimintai gurunya tidak jadi, karena kondisinya yang mulai turun. Rama pun yang saat itu masih mengenakan baju lengkap ala anak kuliahan, tidak sempat lagi berganti baju dan tertidur pulas di kamarnya yang bernuansa hijau.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
4 komentar:
sudah mulai bagus penulisannya, tapi perhatikan tanda baca ya Dek, soalnya kakak liat tanda baca titik atau koma kok bersanding dengan tanda tanya?
tanda tanya itu tidak bisa bertemu dengan titik apalagi koma karena tanda tanya itu juga tanda baca...
ada kok dalam EYD coba dicek lagi
@honeylizious:
Makasih banyak kak hani untuk kritik dan sarannya.
Irham mesti belajar lagi EYD dan Bahasa Indonesia. Sudah lama tidak berkutat dengan penulisan yang benar untuk membuat suatu cerita seperti ini.
Irham melupakan banyak hal yang sudah dipelajari dalam Bhs. Indonesia dan tentunya harus dan harus banyak berlatih kembali.
nice post, keeping blogging :D
talented.... next
ceritanya juga seru
Post a Comment