Banner
Matahari menerpa wajah Rama, sinarnya begitu hangat, kala itu suara riak-riak air Sungai Kapuas mengiringi perjalanan Rama di pinggir sungai.
Langkah Rama terhenti, ia sejenak terdiam, mengenang masa 3 tahun lalu saat ia bersama Ayahnya memotret kawasan tersebut, berwisata bersama, merasakan ketenangan Sungai Kapuas di pagi hari, merasakan aktifitas warga sekitar di tepi Sungai Kapuas.
Pemandangan yang Rama lihat saat itu adalah Sungai Kapuas yang dilatarbelakangi oleh Jembatan Kapuas yang melintas di tengah Sungai Kapuas.
Rama kemudian duduk di sebuah pinggir gertak kecil dan menjuntaikan kakinya ke bawah dan mulai mengayunkan kakinya.
Tak lama kemudian ia menyandarkan kepalanya di bahu kekasihnya yang sepanjang perjalanan tadi sungai sudah menggengam erat tangan Rama.
Rama baru saja mempunyai kekasih setelah lama sendiri dan ini pertama kalinya ia mengajak kekasihnya ke tempat favoritnya.
"Dita, inilah tempat abang, tempat di mana abang selalu mengenang semua masaku dan selalu kutulis ceritanya di kertas dan kuhanyutkan di Sungai Kapuas ini" ucap Rama pada kekasihnya.
"Benarkah? Dita sama sekali tidak tahu kalau Bang Rama selalu kesini dan Dita sangat berterima kasih sudah mengajak Dita ke tempat ini" jawab Dita.
"Iya Dit, walau tempat ini tidak terlalu bagus, tapi abang punya kenangan tersendiri di sini, kenangan yang begitu dalam dan tertanam di hati abang bersama Ayah Abang" jelas Rama pada Dita.
Dita lalu memandang wajah Rama, wajah dengan kesedihan Rama terpancar, Dita mengusap pipi Rama yang mulai menitikkan air mata.
"Bang, kenapa? Kok sedih?" tanya Dita.
"Abang sedih Dita, abang sudah lama tidak kesini dan lihatlah pemandangan di sana, sudah berubah, tidak ada pepohonan lagi" Ucap Rama sambil menunjuk tempat yang ia maksud.
Tempat yang ditunjuk Rama sebenarnya indah dan banyak sekali pepohonan di sana, sering sekali burung-burung keluar berterbangan dari arah tempat itu, namun seiiring waktu, tempat itu berubah dan hanya banyak bangunan-bangunan pencakar langit saja.
Dita pun berkata,"Sudahlah abang, jangan abang memikirkan itu, ini sudah terjadi, walaupun Dita tidak tahu apa-apa, tapi dita bisa merasakan apa yang menjadi kekesalan abang terhadap tempat itu"
Rama pun menganggukkan kepalanya dan berdiri, lalu mengambil kertas dalam sakunya, melemparkannya ke sungai.
Dita pun heran melihat Rama yang melempar kertas dan bertanya.
"Apa yang barusan abang lempar?" Tanya Dita.
"Hanya secarik kertas yang berisikan tulisan kenangan Abang bersama Ayah, hanya itu saja" ucap Rama sambil memberikan tangannya pada Dita dan mengajaknya untuk berjalan kembali di pinggir Sungai Kapuas.
Rama dan Dita akhirnya pergi menjauh dari tempat itu, tempat yang menjadi kenangan bersama Ayah Rama dan kini menjadi kenangan bersama kekasihnya, Dita.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
4 komentar:
Sebuah tempat kenangan yang pastinya sulit dilupakan oleh Rama
@Anak Kodok: tentu saja, bagi Rama, tempat itu (sungai kapuas) adalah tempat dimana ia menghabiskan waktu jika ada masalah dan kendati jarang untuk ke tempat itu,ia tetap saja menyimpan banyak kenangan di tempat itu.
Semoga selalu terjaga kbersihan dan keindahanny... :)
@My Diery:
AMin. Kita yang harus menjaganya bru bsa terjaga kebersihan dan keindahannya.
Post a Comment